Friday, September 9, 2016

SURAT CINTA BUAT AYAH

Telah ribuan kali kulayangkan rinduku padamu, tapi secepat itu pula semua rinduku ikut terbawa angin dan terus berlalu. Ayah... mungkin kali ini aku belajar menuangkan semua yang kurasa ini, dalam lembaran yang tak kan pernah usai untukmu.

Ayah... begitu jauh kini engkau tak terjangkau oleh tanganku, tetapi hatiku terlalu dekat memelukmu dalam setiap do'a yang kupanjatkan. Terlalu rapuh diriku untuk mengajakmu bicara lagi tentang semua cinta dan cerita kita di masa itu. aku tak mau lagi mengusik ketenanganmu.

Ayah... kini semua telah berubah, yang kurasa semua berada dalam tempat dimanapun air tak bisa lalu, rinduku begitu menembus makrifat yang tak pernah terjangkau oleh mata dan kakiku, untukmu ingin semua ini kujalani agar seuatu waktu nanti kita mampu bertemu.

Ayah... ditempat yang indah kuharap engkau kini menjalani masamu dalam tenang, menunggu waktu dimana kita semua yang pernah ada akan dikumpulkan kembali dan disatukan lagi dalam ikatan yang Agung oleh ketentraman cinta yang tak pernah mampu terhapus oleh apapun.

Ayah... luapan cinta kini tak beralasan lagi, kecuali apa yang pernah kau pesankan akan tetap ku indahkan, bersama semua yang pernah kau ajarkan, tentang Budi Pekerti, keindahan hati serta ringan tangan ( suka membantu orang lain yang membutuhkan).

Ayah... kini baru aku sadari, bahwa begitu bangganya aku menjadi anakmu, betapa beruntungnya aku dilahirkan sebagai anakmu, aku bangga padamu meski aku selalu menjadi pemberontakmu.

Ayah...Karna kita terlalu dekat hingga emosi kitapun selalu terbawa dalam segala bentuk perbincangan dan canda kita, tawamu yang jarang terlihat seringkali membuatku suka menggoda dan sengaja menbuatmu jengkel bahkan tertawa... aku suka saat engkau ketakutan dengan kulit ular yang ku bawa untuk menakutimu, engkau berlari lari dan aku terus mengejarmu hingga ayah sampai meminta ampun padaku.
Ayah, saat itu baru ku tau bahwa kau sangat takut engkau pada ular. tapi aku sempat terkaget, ketika suatu hari kakiku terasa ada sesuatu yang dingin menyentuh kakiku, ternyata kutau bahwa itu ular... kau serta merta mengambil sepotong kain untuk mengambil ular itu dari kakiku dan membuangnya.
Ayah... saat itu hatiku terasa sakit, betapa ku tau engkau menahan rasa takutmu untuk membebaskanku dari ular itu. dengan apapun sampai kini aku tak mampu menghapusnya dari ingatanku.

Ayah... cinta kita tak pernah usai...,begitu kurasa ketika engkau hendak meninggalkanku, dan semua yang engkau cintai kala itu, semua kau tunjukkan dalam gerakmu yang membuatku tak berdaya, ingin rasanya aku mewujudkan semua mimpi yang kau tunjukkan. tapi aku tak kuasa, meski yang aku rasa hanya perbincangan kita dalam Hening....

Ayah... masih saja terjadi... aku tak tahan dengan gejolakku saat itu untuk menahan kepergianmu, aku tak mau engkau pergi meninggalkanku... tetapi engkau marah padaku...aku tak tahan melihatmu berjuang untuk mengiklaskan semua yang hendak kau tinggalkan, tetapi Egoku terus saja mendesakku untuk menahanmu pergi... aku mencintimu... kurasa tak mau aku kehilanganmu saat itu.

Ayah...akhirnya engkau benar benar tega meninggalkan aku dan semuanya, saat aku berada ditempat yang lain, dimana aku sedang berjuang mempersiapkan mimpi dan masa depanku, ditempat dimana aku belajar untuk menghargai waktu untuk menjelaskan bahwa kepergianmu pasti akan terjadi dan aku harus mengiklaskan, Dialihka NYA aku pada perhatian yang lain, meski aku sangat terburu buru untuk kembali kepadamu, tetapi ada saja yang terjadi untuk menahanku agar tak segera datang menemanimu lagi. Tetapi sungguh, saat aku akan kembali menemuimu... terdengar berita yang tidak mustahil bahwa aku harus mau menyadarinya, tetapi yang ku tau memang hanya rasa tak kuasa dengan KEHENDAKNYA, aku harus mengiklaskanmu pergi.

Ayah...Engkau meninggalkanku tanpa sepengetauanku, kau pergi saat aku tak ada di sisimu, sakitnya genangan rindu saat itu, tertahan sampai aku benar benar mampu menghantarmu pergi, di pemukiman barumu yang selalu kuharap menjadi tempat menunggu yang damai dan tentram. aku yakin... TUHAN LEBIH MENCINTAI mu dari pada aku. Dan aku yakin...Tuhan pasti akan selalu memberikan kehangatan dan SURGA yang sejuk di SISI NYA.

Ayah...do'a yang terus ku panjatkan bersama cinta dan jiwaku, semoga dapat menjadikan penerang dalam persemayamanmu. Di sisi NYA aku percayakan Keberadaanmu ayah. Cintaku menjadi tonggak dan perisai untuk terus menyalakan sinar kehidupan ini hingga sampai kita dapat bertmu kembali. Aamiin.

Dari aku... anakmu.